BAB
5
STRUKTUR
STRUKTUR
A.
Struktur Produksi
Struktur
produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara
beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat
dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.
Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas
lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor,
yakni sektor primer, sekunder, dan tersier. Sejalan dengan perkembangan
pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami
perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan
tersier. Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang
ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan
semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau
kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer
menuju sektor sekunder.
B.
Pendapatan Nasional
1.
Pengertian Dari Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
2.
Cara Perhitungan Pendapatan
Nasional dengan Pendekatan Produksi (GDP)
GDP (Gross Domestic Product) atau
Produksi Domestik Bruto adalah pendapatan nasional yang nilainya
dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh
semua pelaku/sektor ekonomi di wilayah Indonesia, dalam kurun waktu tertentu.
3.
Cara Perhitungan Pendapatan
Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National
Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut.
4.
Cara Perhitungan Pendapatan
Nasional dengan Pendekatan Pendapatan (NI)
NI (National
Income) adalah pendapatan nasional yang nilainya didapat dengan cara
menjumlahkan semua hasil atau pendapatan yang diperolehsemua pelaku atau sektor
ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Rumus
: NI = GNP – Depresiasi – Pajak
tidak langsung
NI = GDP – Depresiasi – Pajak tidak
langsung
5.
Pendapatan Naional Yang Dapat
Dibelanjakan (Y Disposible)
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional
(Y) disposible adalah pendapatan nasional yang telah siap untuk
dibelanjakan. Nilai Y disposible ini berasal dari NI (National Income) setelah
ditambah dengan pengeluaran pemerintah berupa transfer atau subsidi dan
kemudian dikurangi dengan pajak langsung yang ditetapkan pemerintah. Jika
ditulis dalam rumus, nilainya diperoleh dari :
·
Y disposible = NI + Tr –Tx langsung,
dimana
Tr = Goverment Transfer, subsidi
pemerintah
Tx= Pajak Langsung
6.
Pendapatan Nasional per Kapita
Pendapatan Nasional Per
Kapita yaitu Pendapatan Nasional dibagi dengan (GNP atau GDP) dengan
jumlah penduduk di suatu negara.
C.
Distribusi Pendapatan Nasional
& Kemiskinan
Masalah
besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan)
distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi
pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari
munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut
akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan
konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah
kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang
berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini.
Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan
angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang
dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar
angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara
maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang
relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak
terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian,
masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah
menjadi permasalahan bagi dunia internasional.
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Menurut
pendapat para ahli tentang arti kemiskinan adalah:
·
Menurut Suparlan kemiskinan
didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
·
Friedman mengemukakan kemiskinan adalah
ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang
meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan
(pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi sosial politik yang dapat
dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk
memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, dan informasi yang berguna. Dengan beberapa pengertian tersebut dapat
diambil satu poengertian bahwa kemiskinan adalah suatu situasi baik yang
merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
Adapun secara umum penyebab kemiskinan
diantaranya:
·
Kemalasan
·
Kebodohan dan pemborosan
·
Bencana
alam
·
Kejahatan, misalnya dirampok
·
Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik
genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin
§ Pertumbuhan
dan pemerataan dalam konteks pembangunan ekonomi Indonesia selama ini
Tujuan
dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama merupakan
tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa
disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah
dan eksploitasi sumber daya manusia yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran
bersama. Dari segi pendidikan, Indonesia masih mengalami masalah
ketidakmerataan pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan akan mengakibatkan
rendahnya produktivitas dan berakibat pula pada rendahnya tingkat pendapatan.
Kesenjangan tingkat pendidikan mengakibatkan adanya kesenjangan tingkat
pendapatan yang semakin besar. Pemerataan hasil pembangunan perlu diupayakan
supaya pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pemerataan
pendidikan dan pemerataan fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya
penting yang diharapkan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dengan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan banyak hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatan pertumbuhan dan
pemerataan pembangynan Indonesia, sebagai contoh dengan mengefisiensikan
penerimaan pajak, meningkatkan perdagangan dengan luar negeri, meningkatkan
investasi langsung dan lain sebagainya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar