Cinta
Suratan Takdir
Suasan pagi hari tampak
berbeda, Risa yang masih termenung di tempat tidurnya memikirkan kejadian
semalam yang terasa seperti mimpi. Di depan rumah nampak terlihat mobil sedan
berwarna putih, Risa segera keluar rumah. “Pagi Risa” sapa Kevin, dengan senyuman
Risa menjawab “pagi juga Vin”. Tak disangka Kevin menjemputnya. Sepanjang
perjalanan Risa masih bingung entah apa yang mesti Risa jawab. Pertanyaan Kevin
semalam yang membuat Risa gundah gulana. Kevin ingin Risa menjadi pacarnya,
namun Risa bingung, sejak lama Risa memang suka dan kagum sama Kevin tetapi
Risa sudah dijodohin oleh orangtuanya. “Perempuan mana yang tidak suka sama
Kevin, dia kan ketua BEM, pintar dan tampan” gumam Risa dalam hati. “Ris, kamu
kenapa ko bengong? Aku tunggu jawaban kamu Ris, soalnya kamu itu orang yang
sangat aku kagumi dari semester awal” terang Kevin. “Vin, sebenarnya aku juga
kagum sama kamu, aku gak tau harus jawab apa aku juga ingin menjalin hubungan
spesial sama kamu, tapi Vin orang tua aku sudah jodohin aku, dan aku gak tau
Vin harus bagaimana” jelas Risa sambil menghapus air mata dipipinya. “Ris, aku
tetap sayang sama kamu walau kamu sudah di jodohin, karena aku juga tidak
main-main ingin menjadikan kamu orang yang spesial dihidupku Ris” terang Kevin.
Dan Risa hanya terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.
***
Saat makan malam Risa
mencoba untuk memberanikan diri membicarakan tentang perjodohannya “mah, pah
Risa gak mau dijodohin, Risa tau mama sama papa kasih yang terbaik buat Risa,
tapi Risa sudah besar“. Kata Risa “jadi, kamu tidak mau dijodohin? Risa,
pilihan papa sudah benar laki-laki yang mau papa jodohkan juga sudah jelas statusnya,
ditambah lagi dia anak teman baik papa jadi kamu harus mau dengan pilihan papa
dan perjodohan ini tidak bisa dibatalkan karena sudah di rencanakan sewaktu
papa masih muda“. Tegas papa Risa “besok kita akan makan malam bersama dengan
mereka sekalian mama sama papa mau kenalin kamu dengan anak teman papa dan kamu
harus bersikap baik ya Ris, percayalah pilihan papa sama mama ini benar“ kata
mama.
***
Entah bagimana caranya, Risa
tidak bisa berbuat apa-apa hanya takdirlah yang bisa merubah semuanya. Orang
tua Risa memang tegas walau beribu kali perjodohan itu ditentangnya tetap Risa
yang harus mengalah, suka tidak suka Risa harus menerimanya. Risa menangis di
depan cermin karena Risa tidak mau perjodohan ini terjadi tapi sebentar lagi
laki-laki itu akan datang, laki-laki yang belum Risa kenal. “Risa, cepat keluar
sayang“ mama Risa memanggil karena makan malam akan segera dimulai, Risa pun
segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan, betapa kagetnya
saat Risa melihat Kevin, tetapi Kevin tidak sendiri ia bersama papa, mama dan
laki-laki yang kelihatannya lebih tua dari Kevin. Kesedihan yang Risa rasakan
seakan hilang sejenak saat menatap Kevin yang hanya bisa terdiam saat melihat
Risa dengan mata yang berkaca-kaca, Risa pun berharap kalau dirinya akan di jodohkan
dengan Kevin, “Ris kenalkan ini teman papa dan ini willy laki-laki yang akan
dijodohkan sama kamu serta adiknya yang bernama Kevin teman kampus kamu kan
Ris?“ kata papa, “iya pah” jawaban singkat yang Risa berikan, karena tidak kuasa
menahan tangis dan Risa langsung diam dan ingin segera kekamarnya saat
mengetahui bahwa yang dijodohkan olehnya adalah kakaknya Kevin. Walaupun kak
Willy kakak Kevin dengan berat hati harus menerima kenyataan ini, Kevin tak
bisa berbuat apa-apa karena kak Willy mengidap penyakit kanker otak dan menurut
dokter umur kak Willy tidak lama lagi, oleh sebab itu Kevin mengalah demi kak Willy,
supaya kak Willy bahagia disisa hidupnya.
***
Tiga bulan kemudian hari
wisuda Risa, hari yang Risa nantikan selama kuliah hari yang membuat Risa
bahagia karena segera menyandang gelar Sarjana Hukum dan menjadi pengacara
adalah cita-cita Risa sejak kecil. Risa nampak sibuk merias wajah ovalnya,
namun seketika raut wajah bahagia berubah menjadi sedih, karena Risa teringat
setelah lulus kuliah papa dan mama Risa akan menentukan hari pernikahan. Risa
tidak mau menikah dengan kak Willy, karena yang Risa sayang Kevin. Risa
memandangi foto masa kecilnya, dan tanpa sengaja Risa menteskan air matanya.
“Ris, ayo berangkat nanti terlambat” kata mama yang menghampiri Risa. “Kenapa kamu nangis sayang?” tanya mama
Risa. “Mah, aku rindu masa kecilku mama sama papa selalu penuhi kemauan aku,
tapi sekarang kenapa mama sama papa gak bisa?” ucap Risa yang tak bisa membendung
air mata. Mama Risa langsung memeluk Risa “ Risa sayang, mama ngerti kamu, tapi
sayang kali ini kamu harus bisa penuhi kemauan mama sama papa yaa sayang,
karena keputusan mama sama papa sudah dipikirkan dari kamu masih kecil” pinta
mama Risa. Toga dan gelar sudah Risa dapatkan. Risa meminta izin untuk mencari
Kevin ditengah kerumunan “Kevin, Kevin” teriak Risa namun Kevin tidak mendengar
begitu juga orang tua Kevin, mereka nampak terburu-buru. Risa berusaha mengejar
tapi papa memanggil Risa dan meminta Risa untuk segera pulang. Sesampainya di
rumah Risa langsung masuk ke kamar. Tak lama kemudian terdengar suara papa Risa
berteriak. “Mah, papa kenapa?” tanya Risa dengan rasa penasaran. Papa Risa
kaget setelah mengangkat telepon entah dari siapa. Risa segera menghampiri
“pah, ada apa?” tanya Risa “ayo kita ke rumah sakit, Willy Ris...” seru papa
Risa. Dengan penuh tanya Risa tak mengerti apa yang terjadi. “Pantas saja Kevin
dan orang tuanya tadi buru-buru pulang” batin Risa. Saat tiba dirumah sakit
suasana haru yang terasa, Risa gak tau apa yang terjadi dengan Kak Willy.
Walaupun Risa tidak menyukainya tapi Risa peduli. “Ris, ini ada surat dari kak
Willy, sebelum meninggal kak Willy sempat menitipkan surat ini ke kamu” Kevin
memberitahu Risa dengan raut muka yang tampak sedih. “Vin, kak Willy meninggal?
Kenapa bisa vin?” tanya Risa. Kevin menceritakan apa yang terjadi, dengan rasa
sedih Risa tak percaya selama tiga bulan mengenal kak Willy, Risa tidak
mengetahui penyakit yang diderita oleh kak Willy. “Kenapa kamu baru kasih tau
aku? Terlambat Vin, aku harusnya bisa membahagiakan kak Willy disisa hidupnya”
Risa menangis karena menyesal selama ini Risa bersikap dingin ke kak Willy. Dan
kevin berusaha untuk menjelaskan “Maafin aku Ris, ini semua kak Willy yang
minta”.
***
Tujuh hari sudah kak Willy
pergi, Risa teringat tentang surat dari kak Willy yang belum sempat Risa baca.
Dari dalam laci Risa mengambil surat itu, Risa menangis saat membaca surat itu.
Air mata Risa berhenti menetes saat mendengar suara Kevin. Tak disangka Kevin
datang bersama orangtuanya. “Risa, sini sayang” panggil mama Risa, segera Risa
berjalan keruang tamu. Suasana tampak serius, seperti ada hal penting yang
ingin dibicarakan. Kevin mencoba menjelaskan pesan yang disampaikan kak Willy
“Sebelum kak Willy meninggal, kak Willy meminta aku untuk menggantikan
posisinya, kak Willy tahu kalau aku sayang sama kamu Ris dan kak Willy mau aku
bahagiain kamu dan jadi pendamping kamu, Kak Willy merasa umurnya tidak lama
lagi dan kak Willy ingin membahagiakan aku disisa hidupnya Ris”. Risa tak
menyangka perjodohan yang selama ini Risa tentang akan berakhir seperti ini. Kak
Willy memang kakak yang baik, dari kecil kak Willy tahu kemauan Kevin. Rasa
haru dan bahagia yang Risa rasakan karena pada akhirnya Kevin yang akan menjadi
pendamping Risa, semua ini sangat mengajarkan Risa kalau jodoh tak akan kemana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar