BAB
3
PERKEMBANGAN
STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Sejarah
perencanaan pembangunan di Indonesia sejak tahun 1945 hinga saat ini mengalami
perkembangan yang sejalan dengan stabilitas politik dan keamanan. Artinya
faktor-faktor sosial politik ekonomi, perhitungan akurat yang tidak ambisius,
pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan koordinasi dan singkronisasi yang baik,
serta pembiayaan yang memada merupakan hal yang sangat mempengaruhi
keberhasilan pembangunan suatu negara. Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan kenaikan riil pendapatan per
kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan
sistem kelembagaan.
A. STRATEGI
PEMBANGUNAN
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas
faktor-faktor yang di jadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses
pertumbuhan. Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam
mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi
pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu
tindakan pemilihan atas faktor-faktor (variabel) yang akan dijadikan
faktor/variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,
1993). Berikut adalah strategi pembangunan ekonomi :
1. STRATEGI
PERTUMBUHAN
Menurut Prof. Simon Kuznets “Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari
negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh
adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan
ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.”
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini
adalah :
o
Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi;
o
Selanjutnya
bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses
merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali;
o
Jika
terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat
terciptanya pertumbuhan ekonomi;
o
Kritik
paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang
terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. STRATEGI
PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN
Inti dari konsep strategi ini adalah
dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. STRATEGI
KETERGANTUNGAN
Tidak sempurnanya konsep strategi
pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain, sehingga
pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi
ketergantungan.
Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
o
Kemiskinan di negara- negara berkembang lebih
disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak atau negara
lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan
keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan
ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain.
Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah meningkatkan produksi nasional
yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih
mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
o Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh
Kothari dengan mengatakan “teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan,
namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya
usaha untuk membangun masyarakat sendiri (self-development). Sebab selalu akan
mudah sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang
memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita
sendiri dibiarkan saja”.
4. STRATEGI
YANG BERWAWASAN RUANG
Strategi ini
dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang
mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah yang lebih kaya atau maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin
berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau pengaruh menyetor
dari kaya ke miskin (Spread
Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah
miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects).
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall
tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya,
sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. STRATEGI
PENDEKATAN KEBUTUHAN POKOK
Sasaran
dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi
ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada
tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengangguran oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
B. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBANGUNAN
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada
hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor non-ekonomi.
1. Faktor ekonomi yang memengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
·
Sumber Daya
Alam ( SDA ), SDA adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan di manfaatkan sebaik-baiknya,
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara akan cepat.
·
Sumber Daya
Manusia ( SDM ), SDM merupakan salah satu faktor berikutnyayang sangat penting
untuk pembangunan ekonomi, jikasemakin baik SDM, makan akan semakin cepat
jalannya suatu pembangunan.
·
Tenaga Ahli,
disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli adalah SDM
yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan keterampilan.
·
Teknologi
2. Faktor nonekonomi mencakup kondisi
sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
C. STRATEGI
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Sebelum
orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sedangkan pada awal orde baru,
strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan
perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar terutama pada usaha-usaha untuk menekan
laju inflasi yang sangat tinggi.
Strategi
tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap
Repelita, yaitu:
1. Repelita
I → Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang
mendukungsektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahapn
selanjutnya.
2. Repelita
II → Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri
yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.
3. Repelita
III → Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
4. Repelita IV
→ Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan
dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
D. PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Istilah
“perencanaan pembangunan”, khususnya pembangunan ekonomi, sudah biasa
terdengardalam pembicaraan sehari-hari. Akan tetapi, “perencanaan” diartikan
berbeda-beda dalam buku yang berbeda. Menurut Conyers & Hills (1994)
mendefinisikan “perencanaan” sebagai ”suatu proses yang bersinambungan”, yang
mencakup “keputusan-keputusan ataupilihan-pilihan berbagai aiternatif
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang
akan datang.“
Perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo,
memiliki manfaat perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu
persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan;
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui;
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi
cara yang terbaik;
4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala
prioritas;
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur
untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi;
6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang
terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif;
7. Dengan perencanaan, perkembangan ekonom yang mantap atau
pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan;
8. Dengan perencanaan
dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Dalam sejarah
perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni :
1. Periode Orde Baru, dibagi dalam :
o
Periode 1945 – 1950
o
Periode 1951 – 1955
o
Periode 1956 – 1960
o
Periode 1961 – 1966
2. Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
o
Periode 1966 s/d
periode stabilisasi dan rehabilitasi
o
Periode Repelita I :
1969/70 – 1973/74
o
Periode Repelita II :
1974/75 – 1978/79
o
Periode Repelita III
: 1979/80 – 1983/84
o
Periode Repelita IV :
1984/85 – 1988/89
o
Periode Repelita V :
1989/90 – 1993/94
SUMBER :