Laman

Senin, 29 April 2013

PETA PEREKONOMIAN

BAB 4
PETA PEREKONOMIAN


A.   KEADAAN GEOGRAFIS INDONESIA
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah yang berada di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Letak dan banyaknya pulau di Indonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan. Kekuatan dan kesempatan itu bisa diperoleh jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya dapat diolah dengan baik dan dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar internasional. Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui sektor industri pariwisata.
Selain kekuatan dan kesempatan Indonesia juga dapat memperoleh kelemahan dan ancaman di bidang ekonomi yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu masih banyaknya sebagian masyarakat Indonesia yang hanya menikmati sedikit kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Selain itu masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia tersebut dan pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk mengatasi masalah ini.
Karena letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, maka Indonesia hanya mengenal iklim Musim (Muson) yang dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim barat daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson TImur). Angin muson barat bertiup sekitar bulan oktober hingga april yang basah sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan april hingga bulan oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering atau kemarau. Iklim tropis ada di wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropika. Dan iklim laut, karena Indonesia negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi. Dengan kondisi iklim yang demikian menyebabkan hasil produk industri dan bumi bersifat spesifik. Dengan demikian diperlukan usaha agar memenangkan pasar lokal maupun dunia.
Indonesia memiliki banyak kekayaan bumi, salah satunya adalah sektor pertambangan, salah satu jenis tambang yang Indonesia pernah tercatat didalam sejarah dan menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar adalah minyak bumi, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara. Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti biji besi, timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain.

B.   MATA PENCAHARIAN
Sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia berada dalam sektor pertanian atau agraris karena wilayah Indonesia subur dan terdapat banyak lahan. Persentase terbesar penduduk Indonesia bertempat tinggal di wilayah pedesaan yang terdapat banyak lahan untuk kegiatan bertani yang meliputi, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Dibandingkan dengan wilayah perkotaan yang persentasenya kecil dan masyarakatnya banyak yang bekerja di sektor industri. Jika dibandingkan dengan sektor lain, secara absolut sektor pertanian masih dominan terhadap GDP (Gross Domestic Product). Yang harus diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah kenyataan bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain (misalnya industri), oleh karena itu sebagian masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal oleh masyarakat yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Oleh karena itu terdapat langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini:
o   Memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasarananya bidang pertanian;
o   Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal saja tetapi juga merambah ke pasar Internasional;
o   Mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis;
o   Menunjang kegiatan transmigrasi.

C.   SUMBER DAYA MANUSIA
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang, yang memiliki tingkat kependudukan yang cukup tinggi keadaan ini menyebabkan Indonesia mengalami masalah dengan sumber daya manusianya diantaranya:
1.    Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi
Hal ini akan menimbulkan masalah bagi negara, jika tidak diikuti dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya. Oleh karena itu pemerintah mengambil beberapa tindakan yaitu melaksanakan program keluarga berencana dan meningkatkan mutu sumber daya manusia dibidang pendidikan formal maupun informal.
2.    Penyebaran penduduk yang kurang merata
Penyebaran penduduk yang seperti ini menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat lanjutnya adalah ketidak seimbangnya antara daerah miskin dan daerah kaya. Tidak seimbangnya beban penduduk seperti itu akan berdampak terpusatnya modal didaerah tertentu saja.
3.    Kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk
Keadaan penduduk yang seperti ini dapat menyebabkan timbulnya proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar.akibatnya ada masa menunggu yang seharusnya tidak terjadi, karena dalam memenuhi kebutuhan hidup tidak ada istilah “menunggu”.

D.   INVESTASI
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Investasi sangat penting dalam pembangunan infrastruktur baik berupa dana maupun tenaga ahli. Untuk memperoleh suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan di Indonesia, terkumpulnya modal dan sumber daya sebagai investasi, menduduki peran yang sangat penting. Tetapi, dengan sulitnya dana investasi yang akan diberikan oleh masyarakat, akhirnya Pemerintah pun harus menjalankan upaya – upaya untuk mendapatkan investasi tanpa mengandalkan secara penuh investasi dari masyarakat itu sendiri. Upaya – upaya tersebut adalah :
o   Pemerintah harus lebih mengembangkan ekspor komoditi non migas, agar penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri pun dapat meningkat;
o   Pemerintah harus mengupayakan agar pinjaman luar negeri bisa memberikan syarat yang tidak berat, dan juga dipakai untuk kegiatan investasi dengan prinsip prioritas;
o   Pemerintah harus membuat iklim investasi di Indonesia menjadi aman serta menarik untuk penanam modal asing, sehingga penanam modal asing pun akan semakin banyak berdatangan di Indonesia untuk menanamkan modalnya.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar